Perbedaan antara organik dan alami sebesar perbedaan antara kucing dan mobil. Kita semua ingin makan sesehat mungkin, tetapi industri periklanan telah dengan sengaja dan dengan tidak etis memakai kata “alami” untuk mendeskripsikan makanan olahannya. Di bawah ini, PT Gaharu Kapita Manajemen mencoba memberikan pencerahan bagi Anda.
Apa itu Organik?
Organik adalah sistem pertanian yang secara hukum didefinisikan menggunakan cara-cara produksi yang ekologis. Tujuannya adalah meniru proses alam dalam menghasilkan makanan yang kita makan dan juga memungkinkan petani kita menjadi penjaga bumi yang lebih baik.
Petani organik tidak menggunakan pupuk sintetis petrokimia, pestisida, fungisida dan pembunuh halma yang mendukung teknik-teknik yang lebih ramah lingkungan. Pertanian organik menggabungkan gagasan dan praktik-praktik lama dan baru untuk menghasilkan tanaman yang sehat, lezat, dan kaya vitamin.
Hal ini didasarkan pada peminimalisiran penggunaan off-farm inputs dan praktik-praktik pengelolaan yang memulihkan, memelihara dan meningkatkan keharmonisan ekologi. Organik juga merupakan istilah pelabelan yang, di AS, menunjukkan produk yang ditanam dan diproses sesuai dengan aturan Program Organik Nasional USDA.
Secara hukum, produk yang tidak ditanam di pertanian organik yang tersertifikasi TIDAK dapat diberi label sebagai Organik di AS. Pengolah makanan organik, pengolah dan pengecer disertifikasi dan diperiksa sesuai dengan standar yang menjaga integritas produk pertanian organik. Tujuan utama dari pertanian organik adalah untuk mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas masing-masing komunitas yang saling bergantung pada kehidupan tanah, tumbuhan, hewan dan manusia.
Apakah itu alami?
Dibawah regulasi USDA, daging, unggas, dan produk telur yang dilabeli sebagai “alami” harus diproses secara minimal dan tidak mengandung bahan buatan. Namun, label alami tidak memasukkan standar apapun mengenai praktik pertanian dan hanya berlaku untuk pengolahan daging dan produk olahan telur.
Dalam prakteknya, “alami” adalah klaim pemasaran yang dapat dan memang digunakan oleh produsen untuk berbagai macam produk, tanpa standar ataupun pengawasan. Tidak ada peraturan sama sekali untuk label produk makanan “alami” jika tidak mengandung daging atau telur. Sebagian besar konsumen memiliki pemikiran yang sangat berbeda tentang arti “alami” daripada yang sebenarnya terkandung dalam produk yang dipasarkan sebagai “alami.
Apa itu Sehat?
Memang FDA telah menetapkan batasan untuk makanan yang dapat diberi label sebagai “sehat” (misalnya, produk tersebut mengandung kurang dari 600mg sodium per porsi), namun, apa yang dikategorikan sehat untuk satu orang belum tentu sehat untuk yang lain.
Seseorang dengan diet rendah sodium tentu tidak boleh makan makanan dengan 500mg sodium per porsi, meskipun itu mungkin bukan masalah bagi orang yang tidak memperdulikan asupan garam mereka.
Meskipun kita setuju bahwa beberapa makanan pada umumnya sehat, seperti buah dan sayuran segar, ada banyak makanan lain yang dapat diberi label sehat yang sebenarnya belum tentu benar-benar sehat. Sama halnya dengan “tidak ada penambahan gula”, “bebas lemak”, atau “dibuat dengan buah asli” konsumen perlu benar-benar memperhatikan makanan-makanan yang berlabel “sehat” untuk memastikan apakah makanan itu benar-benar pilihan yang tepat untuk keluarga mereka.
Mengapa perbedaan ini penting?
Konsumen yang cerdas ingin tahu apa yang mereka beli dan makan! Untuk terus mengikuti perkembangan jumlah label yang semakin hari semakin bertambah, klaim-klaim nutrisi, dan studi-studi ilmiah yang saling berlomba untuk mengetahui apa yang baik dan tidak baik bagi kita adalah hal yang melelahkan. Tetapi adakah yang lebih penting selain memberi makan keluarga Anda makanan yang sehat dan bergizi?
Ada alasan mengapa gerakan organik terus berkembang, dan mengapa kita berjuang keras untuk mengembangkan dan menegakkan standar hukum tentang apa yang organik dan bukan. Kita semua ingin yakin tentang apa yang terkandung dalam makanan kita, bagaimana makanan itu dihasilkan, dan harapan bahwa kita akan meninggalkan bumi dan lahan pertanian kita dalam keadaan yang sedikit lebih baik setiap harinya.
Apa sih yang dilakukan oleh para petani organik?
Banyak konsumen, jika diberikan pertanyaan ini, akan mengatakan “Mereka tidak menggunakan pestisida sintetis.” meskipun itu benar, itu bukan semuanya.
Pertanian organik adalah penanaman dengan proses alami untuk memecahkan beberapa masalah yang dihadapi semua petani, mulai dari pengendalian gulma hingga pengendalian hama, dari peningkatan kesuburan tanah hingga pengelolaan penyakit tanaman, dari terlalu banyak curah hujan hingga tidak cukupnya curah hujan.
Alih-alih menyemprot untuk menghilangkan semua serangga, penanam organik berusaha menyeimbangkan antara serangga yang menguntungkan seperti lebah, kepik, dan tawon dan serangga yang merusak tanaman. Pertanian organik membiarkan populasi serangga yang menguntungkan ini hidup berdampingan sehingga mereka turut membantu mengendalikan dan menjaga dampak negatif hama ke tingkat yang dapat ditoleransi.
Menyediakan habitat bagi makhluk yang bermanfaat dapat membantu membatasi populasi “orang jahat” sembari menjaga keragaman hayati yang sehat. Kesuburan tanah adalah komponen utama dalam teori dan praktik pertanian organik: beri makan tanah dan tanaman yang sehat akan tumbuh. Produksi kompos sangat penting dalam strategi ini dalam membangun komunitas tanah yang secara biologis aktif.
pada gilirannya, hal ini mendukung struktur akar yang sehat yang memungkinkan tanaman untuk mengembangkan potensi mereka sepenuhnya. Peningkatan alami lainnya, termasuk bubuk batu tanah (seperti batu kapur dolomit), rumput laut, tepung tulang dan tanaman penutup juga digunakan untuk menambah nutrisi dan mineral.
Faktor-faktor seperti kesesuaian lingkungan dan ketahanan penyakit alami tanaman atau varietas tertentu dievaluasi oleh petani sebelum bibit ditanam. Petani-petani organik sangat membanggakan penanaman beragam yang paling sesuai untuk iklim mikro di wilayah mereka, jenis tanah, dan masa tanam (juga masalah rasa dan kesukaan-kesukaan masing-masing).
Ini menghilangkan banyak masalah potensial sebelum mereka mendapat kesempatan untuk memulai. Petani sangat terhubung dengan tanah mereka, dan selama bertahun-tahun mengembangkan pengetahuan dan pengalaman untuk memanfaatkan pegembangan solusi baru (dan tidak jarang menemukan kembali solusi-solusi cara lama) dalam menghadapi tantangan-tantangan yang dihadapi petani di mana-mana. Bila digabung dengan kecerdikan dan kerja keras, beberapa pertanian yang paling produktif di dunia sukses berkembang dengan menggunakan 100%teknik organik.
Apa manfaat dari pertanian organik?
Banyak. Mulai dari pengurangan biaya lingkungan pertanian kimia untuk mendukung pertanian-pertanian dan memperkuat komunitas-komunitas pertanian. Semakin banyak bukti-bukti nyata berkembang dan menunjukkan bahwa pestisida sintetis, herbisida, fungisida, dan pupuk merusak kesehatan petani, komunitas-komunitas pertanian, dan para konsumen.
Pertanian organik menghilangkan penggunaan bahan kimia beracun yang terus-menerus yang berdampak luas pada lingkungan kita. Produk sampingan dari hasil pertanian kimiawi merupakan ancaman besar bagi keamanan pangan dan pada akhirnya, kehidupan jutaan tumbuhan dan hewan yang berbagi bumi dengan kita.
Pertanian organik juga membantu mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) yang menyebabkan perubahan iklim global. EPA memperkirakan bahwa 14% emisi GRK global berasal dari pengoperasian pertanian setiap tahunnya. EPA memperkirakan bahwa sekali digunakan, pupuk sintetis menghasilkan lebih dari 304 juta ton emisi gas rumah kaca setiap tahunnya.
Pertanian organik rata-rata menghasilkan 40% lebih sedikit emisi GHG dibanding pertanian konvensional, sebuah penurunan yang luar biasa. Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai sistem pangan yang benar-benar berkesinambungan, namun petani organik sudah berada di jalur yang benar. Pertanian organik mendukung keanekaragaman hayati, memperbaiki tanah, melindungi air bersih, menyuburkan bumi serta menghasilkan makanan yang kaya gizi dan kaya nutrisi untuk memberi makan kita semua.
Apa manfaatnya bagi konsumen produk organik?
Produk organik dicari oleh konsumen yang ingin mengurangi dan meminimalisir paparan residu penggunaan bahan-bahan kimiawi pertanian.
Dan memang seharusnya demikian! Penelitian telah banyak menemukan residu kimiawi di berbagai makanan yang kita konsumsi, dimana ini sangat pasti memberikan efek kesehatan jangka panjang. Meskipun organik bukanlah klaim “residu bebas”, telah ditunjukkan bahwa dengan mengkonsumsi buah dan sayuran yang diproduksi secara organik, konsumen dapat mengurangi paparan mereka terhadap bahan kimiawi yang berpotensi membahayakan.
Kemudian ada masalah cita rasa – meskipun belum terbukti secara ilmiah, banyak konsumen mengatakan bahwa makanan organik memiliki cita rasa yang lebih enak! Banyak petani organik yang memang fokus memanam tanaman yang unik dan memiliki cita rasa yang enak, dibanding menanam tanaman yang tahan lama dan sejenis. Banyak warisan-warisan cita rasa beragam yang dianggap tidak layak jual oleh pertanian konvensional namun dapat tetap dipertahankan oleh para petani organik dan para pelanggan-pelanggan mereka.
Dengan membeli makanan organik, Anda akan:
Mendukung para petani organik – membantu menjaga kelangsungan hidup pertanian-pertanian kecil.
Mendorong pertanian agar lebih gampang menyerap praktik-praktik berkesinambungan yang lebih luas.
Mendorong konservasi tanah, air dan sumber daya lainnya.
Melindungi lingkungan, satwa liar, dan kualitas air.
Minimalisir paparan residu bahan kimiawi yang berbahaya.
Hindari mengkonsumsi organisme yang dimodifikasi secara genetic, yang dilarang dalam produk=produk Organik.
Membantu melestarikan keaneka-ragaman buah dan sayuran yang unik dan penuh cita rasa.
Memberikan keluarga Anda makanan sehat yang bercita rasa enak.